Ilmuadalah kunci segala kebaikan. Ilmu merupakan sarana untuk menunaikan apa yang Allah wajibkan pada kita. Tak sempurna keimanan dan amal kecuali dengan ilmu. Dengan ilmu Allah disembah, dengannya hak Allah ditunaikan, dan dengan ilmu pula agama Allah disebarkan. Imam Ahmad mengatakan, "Manusia lebih memerlukan ilmu daripada makanan dan minuman.
Kebahagiaan menjadi suatu hal yang sangat didambakan oleh banyak orang. Orang-orang bukan hanya berlomba-lomba untuk mengejar kesuksesan karier, namun juga kebahagiaan dalam kehidupan mereka. Era digital membantu kita untuk memiliki banyak teman di media sosial, tapi kenapa ya kok kita masih sering merasa galau atau sedih? Apakah ada yang salah dari kehidupan kita? Saya terus mencari-cari jawaban dari pertanyaan ini dalam hidup saya, “mengapa saya masih merasa tidak puas?” dan “mengapa saya masih merasa tidak bahagia?” Akhirnya, saya mencoba menelaah lebih dalam pada kehidupan yang saya jalani sekarang dan menemukan jawabannya. Saat kita berbisnis dan menjadi seorang pemimpin, kita sering merasa tidak bahagia dengan pekerjaan kita atau pekerjaan yang karyawan kita berikan, ternyata ini bukan tentang keterlibatan karyawan yang telah berikan kepada kita besar atau kecil, namun sudah sejauh mana keterlibatan kita sebagai manusia kepada manusia lainnya? Begitu juga jika kita adalah seorang karyawan, ini bukan tentang bos atau pemimpin kita yang hanya memberikan sedikit perhatian kepada kita, namun bagaimana kita sebagai karyawan selalu berusaha memberikan lebih kepada perusahaan dan orang-orang di sekitar kita. Apakah kita rela menolong rekan kerja kita yang sedang kesulitan? Apakah kita bisa memberikan senyuman kepada bos kita yang sedang stres menghadapi masalah kantor? Apakah kita sudah menyapa dengan ucapan “selamat pagi, pak” kepada satpam di depan kantor? Dan, bagaimana dengan mengucapkan “terima kasih” kepada para pembersih seperti office boy yang selalu siap sedia membersihkan toilet, membelikan makan siang kita, dan lain sebagainya. Semua perilaku tersebut adalah kebaikan yang sangat murni dan tulus, yang mana kebaikan yang kita lakukan kepada orang lain dapat menjadi kunci kebahagiaan dalam kehidupan pribadi dan karier kita. Apabila rekan-rekan Career Advice masih bertanya-tanya di dalam diri sendiri, “apakah benar kebaikan dapat menjadi kunci kesuksesan dalam kehidupan dan karier?” berikut ini adalah 5 alasan mengapa kita perlu melakukan kebaikan kepada semua orang demi mendapatkan kebahagiaan hidup dan kesuksesan karier. 1. Berbuat Baik dapat Menyuntikkan Kegembiraan Sepanjang Hari. Pernah ga sih rekan-rekan Career Advice merasakan, saat melakukan satu kebajikan di pagi hari, Anda merasa sangat termotivasi dan bergairah sepanjang harinya. Perasaan ini seakan-akan membuat kita semakin percaya diri bahwa kita bisa melakukan banyak hal untuk orang lain, dan hidup kita terasa lebih bermakna ketika kita bisa membuat orang lain tersenyum dan bahagia atas apa yang kita lakukan kepada mereka. Misalnya, pagi hari tadi rekan pembaca membeli gorengan dua bungkus, satu bungkus untuk Anda dan satu bungkusnya lagi diberikan untuk dua satpam yang berjaga di depan kantor, tidak ada niat buruk, namun hanya ingin berbagi makanan dengan mereka. Bagaimana reaksi mereka? Kedua satpam merasa sangat bahagia dan bersyukur atas kebaikan Anda. Nah, ini akan membuat rekan pembaca semakin bersemangat untuk bekerja dan memberikan kebaikan kepada orang lain. Bukan hanya merasa bahagia, namun peluang karier akan terbuka lebar untuk orang-orang baik seperti rekan pembaca ini. 2. Berbuat Baik dapat Menciptakan Hubungan yang Lebih Memuaskan. Kebaikan yang kita lakukan bukan hanya akan menggoreskan senyuman di wajah orang-orang, namun nama kita juga akan terngiang-ngiang di telinga mereka. Saat mereka mendengar nama kita dari orang lain, respon yang diberikan akan sangat positif. “Oh, si A ya? Wah dia sih orangnya baik banget, rajin kerja, terus suka membantu orang”. Opini baik yang disebarkan oleh orang lain terhadap kita akan membuat label khusus’ yang masuk ke dalam alam bawah sadar kita bahwa kita memang benar-benar orang yang baik. Sehingga, kebiasaan untuk berbuat baik telah terlatih ke dalam kebiasaan kita. Bukan hanya itu, peluang karier juga akan semakin terbuka lebar. Bos mana sih yang tidak mau memiliki karyawan baik seperti rekan pembaca? Sudah baik, rajin bekerja lagi! Selain itu, mereka yang suka berperilaku baik adalah orang-orang yang bisa menyebarkan aura positif di dalam lingkungan kerja, dan tentunya setiap pemimpin sangat memerlukan orang-orang yang seperti ini. 3. Berbuat Baik dapat Membuat Kita Lebih Banyak Melihat Keindahan dan Kebaikan Dunia. Dunia ini sudah sangat menakutkan dengan segala kekejaman dan kejahatan yang diciptakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Ini adalah saat yang tepat bagi kita untuk mengubah kesan dunia yang penuh kejahatan’ menjadi kesan bahwa dunia ini indah dan ada banyak kebaikan di dalamnya. Tentunya, itu semua perlu dimulai dari diri kita sendiri. Dengan segala kebajikan yang kita perbuat, kita dapat menunjukkan kepada orang-orang di sekitar kita bahwa saling membantu untuk kebaikan itu bagus, saling percaya, dan saling menyayangi akan membentuk suasana kerja dan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Bonusnya, rekan pembaca bisa dipilih menjadi seorang pemimpin yang baik loh, karena dianggap telah berhasil menyatukan banyak orang dalam kedamaian. 4. Berbuat Baik dapat Melancarkan Bisnis. Hmm, bagaimana bisa hanya dengan berbuat baik, bisnis kita akan menjadi semakin lancar? Tentu saja bisa dong! Berbuat baik dapat menjadi strategi baru dalam membangun dan mengembangkan bisnis. Kebaikan bukanlah sebuah kelemahan seperti yang dipikirkan banyak orang. Kebaikan membutuhkan integritas dan keberanian. Sebagai contoh, kita mencoba untuk bersikap lebih baik kepada karyawan, bos atau klien setiap harinya. Ini menandakan bahwa kita berbuat baik kepada mereka bukan ketika ada maunya saja’, namun karena kita adalah orang yang benar-benar tulus dalam melakukannya. Tindakan kebaikan juga dapat membantu kita untuk menangani percakapan bisnis yang begitu sulit dengan klien, sehingga kita menanganinya dengan baik dan penuh dengan keharmonisan. Pada akhirnya setiap hari saya selalu bertanya pada diri sendiri, “Bagaimana saya bisa bersikap baik dalam situasi ini, namun tetap mengatakan dan melakukan kebenaran?” 5. Berbuat Baik dapat Membuat Kita Selalu Bersyukur. Alasan terakhir, berbuat kebajikan dapat melatih kita menjadi individu yang selalu bersyukur kepada Tuhan. Kita tidak menjadi pribadi yang selalu mengeluh atau iri terhadap apa yang dimiliki oleh orang lain, namun selalu bersyukur dan memaksimalkan segala kemampuan yang kita miliki. Bersyukur juga merupakan salah satu kriteria yang dimiliki oleh banyak orang sukses, karena mereka tidak pernah mencoba untuk membanding-bandingkan diri mereka dengan orang lain. Jadi, dengan berbuat baik, kita akan merasa bersyukur dan puas terhadap apa yang kita punya dan tidak peduli dengan apa yang orang lain miliki, namun fokus untuk meraih kesuksesan kita sendiri. Nah, apabila 5 alasan di atas masih belum bisa meyakinkan para pembaca Career Advice bahwa kebaikan adalah kunci kebahagiaan dalam hidup dan bisnis, bagaimana kalau rekan-rekan pembaca praktikkan dari sekarang dan kita lihat hasilnya bersama-sama. Semangat terus untuk berbuat kebaikan ya, rekan-rekan Career Advice.
Taubatmerupakan kunci dari segala ibadah dan menjadi pondasi dari semua kebaikan. Diwajibkannya taubat itu sebab taubat adalah pembuka semua bentuk ketaatan dan dasar atau pondasi dari semua amal kebaikan.
MENUNTUT ilmu agama Seorang muslim tidaklah cukup hanya dengan menyatakan keislamannya tanpa berusaha untuk memahami Islam dan mengamalkannya. Pernyataannya harus dibuktikan dengan melaksanakan konsekuensi dari Islam. Dan untuk melaksanakan konsekuensi-konsekuensi dari pengakuan bahwa kita sudah berIslam, itu membutuhkan ilmu. Menuntut ilmu agama itu wajib Rasulullah ﷺ bersabda, طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” HR. Ibnu Majah no. 224, dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu anhu, dishahihkan Al Albani dalam Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir no. 3913. Menuntut ilmu itu wajib bagi Muslim maupun Muslimah. Ketika sudah turun perintah Allah yang mewajibkan suatu hal, sebagai muslim yang harus kita lakukan adalah sami’na wa atha’na, kami dengar dan kami taat. Sesuai dengan firman Allah Ta ala إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ “Sesungguhnya ucapan orang-orang yang beriman apabila diajak untuk kembali kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul itu memberikan keputusan hukum di antara mereka hanyalah dengan mengatakan, “Kami mendengar dan kami taat”. Dan hanya merekalah orang-orang yang berbahagia.” QS. An-Nuur [24] 51. ilustasi, foto Unplash Sebagaimana kita meluangkan waktu kita untuk shalat. Ketika waktu sudah menunjukkan waktu shalat pasti kita akan meluangkan waktu untuk shalat walaupun misal kita sedang bekerja dan pekerjaan kita masih banyak. Kita akan tetap meninggalkan aktivitas kita dan segera mengerjakan shalat. Maka begitupun sebaiknya yang harus kita lakukan dengan menuntut ilmu. Ilmu adalah kunci segala kebaikan. Ilmu merupakan sarana untuk menunaikan apa yang Allah wajibkan pada kita. Tak sempurna keimanan dan tak sempurna pula amal kecuali dengan ilmu. Dengan ilmu Allah disembah, dengannya hak Allah ditunaikan, dan dengan ilmu pula agama-Nya disebarkan. Kebutuhan pada ilmu lebih besar dibandingkan kebutuhan pada makanan dan minuman, sebab kelestarian urusan agama dan dunia bergantung pada ilmu. Imam Ahmad mengatakan, “Manusia lebih memerlukan ilmu daripada makanan dan minuman. Karena makanan dan minuman hanya dibutuhkan dua atau tiga kali sehari, sedangkan ilmu diperlukan di setiap waktu.” Jika kita ingin menyandang kehormatan luhur, kemuliaan yang tak terkikis oleh perjalanan malam dan siang, tak lekang oleh pergantian masa dan tahun, kewibawaan tanpa kekuasaan, kekayaan tanpa harta, kedigdayaan tanpa senjata, kebangsawanan tanpa keluarga besar, para pendukung tanpa upah, pasukan tanpa gaji, maka kita mesti berilmu. Namun, yang dimaksud dengan kata ilmu di sini adalahilmu syar’ ilmu yang akan menjadikan seorang mukallaf mengetahui kewajibannya berupa masalah-masalah ibadah dan muamalah, juga ilmu tentang Allah dan sifat-sifatNya, hak apa saja yang harus dia tunaikan dalam beribadah kepada-Nya, dan mensucikan-Nya dari berbagai kekurangan” Fathul Baari, 1/92. Menuntut Ilmu Agama, Jangan Dicampuri dengan Motivasi Duniawi Dari penjelasan Ibnu Hajar rahimahullah di atas, jelaslah bawa ketika hanya disebutkan kata “ilmu” saja, maka yang dimaksud adalah ilmu syar’i. Oleh karena itu, merupakan sebuah kesalahan sebagian orang yang membawakan dalil-dalil tentang kewajiban dan keutamaan menuntut ilmu dari Al Qur’an dan As-Sunnah, tetapi yang mereka maksud adalah untuk memotivasi belajar ilmu duniawi. Meskipun demikian, bukan berarti kita mengingkari manfaat belajar ilmu duniawi. Karena hukum mempelajari ilmu duniawi itu tergantung pada tujuannya. Apabila digunakan dalam kebaikan, maka baik. Dan apabila digunakan dalam keburukan, maka buruk. Lihat Kitaabul Ilmi, hal. 14. ilustrasi, foto unplash Menuntut Ilmu Agama Syaikh Abdul Muhsin al-’Abbad hafizhahullah menerangkan, diantara faidah hadits di atas adalah Dorongan untuk menimba ilmu agama dan motivasi atasnya Penjelasan mengenai keutamaan para ulama di atas segenap manusia Penjelasan keutamaan mendalami ilmu agama di atas seluruh bidang ilmu Pemahaman dalam agama merupakan tanda Allah menghendaki kebaikan pada diri seorang hamba Dengan demikian, ketika kita berbicara mengenai keutamaan belajar ilmu agama sesungguhnya kita sedang membahas mengenai pentingnya seorang muslim mencapai keridhaan Allah dan cinta-Nya. Karena tidak mungkin dia bisa mendapatkan kecintaan Allah dan ampunan-Nya kecuali dengan mengikuti ajaran Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Dan bagaimana mungkin dia akan bisa mengikuti ajaran jika dia tidak membangun agamanya di atas ilmu dan pemahaman?! Allah berfirman, قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ “Katakanlah; Jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku rasul niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” QS. Al-Imran 31. Allah berfirman, وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُواْ ٱلزَّكَوٰةَۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلۡقَيِّمَةِ ٥ “Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan agama/amal untuk-Nya dengan hanif, mendirikan sholat, dan menunaikan zakat. Dan itulah agama yang lurus.” QS. Al-Bayyinah 5. BACA JUGA Inilah, 4 Keutamaan Menuntut Ilmu dari Kitab Miftah Daar As-Sa’adah Menuntut Ilmu Agama Ayat-ayat di atas dengan gamblang menunjukkan kepada kita bahwa setiap muslim harus Mengikuti tuntunan Rasul shallallahu alaihi wa sallam Beribadah kepada Allah dengan ikhlas dan bersih dari syirik Melandasi amal salihnya dengan keimanan dan tauhid Tunduk kepada syari’at Allah, menegakkan sholat dan membayar zakat Menegakkan nasihat dan kesabaran Sementara tidak mungkin melakukan itu semuanya kecuali dengan dasar ilmu dan pemahaman. Maka sekali lagi, belajar ilmu agama ini bukan kegiatan sampingan. Ini adalah kebutuhan setiap insan. Tidakkah kita ingat sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, “Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu agama niscaya Allah akan mudahkan baginya dengan sebab itu jalan menuju surga.” HR. Muslim. Menuntut Ilmu Agama Mengakui Kebodohan Ibnul Qayyim rahimahullah menuturkan Beruntunglah orang yang bersikap inshof/objektif kepada Rabbnya. Sehingga dia mengakui kebodohan yang meliputi ilmu yang dia miliki. Dia pun mengakui berbagai penyakit yang berjangkit di dalam amal perbuatannya. Dia juga mengakui akan begitu banyak aib pada dirinya sendiri. Dia juga mengakui bahwa dirinya banyak berbuat teledor dalam menunaikan hak Allah. Dia mengakui betapa banyak kezaliman yang dia lakukan dalam bermuamalah kepada-Nya.[] SUMBER ISLAMICCENTER MUSLIMIlmuadalah kunci segala kebaikan. Ilmu merupakan sarana untuk menunaikan apa yang Allah wajibkan pada kita. Tak sempurna keimanan dan tak sempurna pula amal kecuali dengan ilmu. Dengan ilmu Allah disembah, dengannya hak Allah ditunaikan, dan dengan ilmu pula agama-Nya disebarkan.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kewajiban Menuntut IlmuRasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,"Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim" HR. Ibnu Majah no. 224, dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, dishahihkan Al Albani dalam Shahiih al-Jaami'ish Shaghiir no. 3913 Menuntut ilmu itu wajib bagi Muslim maupun Muslimah. Ilmu adalah kunci segala kebaikan. Ilmu merupakan sarana untuk menunaikan apa yang Allah wajibkan pada kita. Tak sempurna keimanan dan tak sempurna pula amal kecuali dengan ilmu. Dengan ilmu Allah disembah, dengannya hak Allah ditunaikan, dan dengan ilmu pula agama-Nya disebarkan. Kebutuhan pada ilmu lebih besar dibandingkan kebutuhan pada makanan dan minuman, sebab kelestarian urusan agama dan dunia bergantung pada ilmu. Imam Ahmad mengatakan, "Manusia lebih memerlukan ilmu daripada makanan dan minuman. Karena makanan dan minuman hanya dibutuhkan dua atau tiga kali sehari, sedangkan ilmu diperlukan di setiap waktu." Tanpa ilmu kita tidak bisa menjalani hidup ini dengan baik. Orang yang tidak memiliki ilmu biasanya akan di manfaatkan oleh orang lain. Bahkan, orang yang tak berilmu itu akan dibodohi oleh orang lain. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang diberi akal dan pikiran carilah ilmu demi kelangsungan hidup yang lebih memiliki banyak keutamaan, diantaranyaIlmu adalah amalan yang tidak terputus pahalanya HR Bukhori dan MuslimMenjadi saksi terhadap kebenaran. QS. Ali Imran 18 Allah mengangkat derajat orang yang berilmu..QS. Mujadilah 11Orang berilmu adalah orang yang takut Allah SWT QS. Fathir 25.Ilmu adalah anugerah Allah yang sangat besar QS. Al-Baqarah 269 1 2 3 Lihat Pendidikan Selengkapnya
MenahanMarah Adalah Kunci Segala Kebaikan. Dalam sebuah hadits shahih dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwa seorang laki-laki datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk meminta nasehat beliau. Orang itu berkata, "Berilah wasiat (nasehat) kepadaku.".
TEKUN,ULET,IKHLAS,RENDAH HATI,SIKAP SYKOPETH Penjelasankunci segala kebaikan adalah sikap saling peduli sesama dan menghargai orang lain JawabanKejujuranPenjelasanmaaf klo salah
asgr.