Korupsidi Indonesia berkembang secara sistemik. Korupsi menjadi kata yang sangat terkenal dan menjadi perbincangan mulai dari tingkat keluarga hingga negara. Di berbagai media massa, baik cetak maupun elektronik, korupsi sudah menjadi pemberitaan umum. Kalangan yang terlibat sangat beragam, mulai dari masyarakat biasa, tokoh, agamawan, sampai
Gerakanreformasi adalah suatu keadaan untuk memperbaiki semua yang menyeleweng selama orde baru. Kerusuhan yang terjadi tahun 1998 menuntut Soeharto untuk turun tahta sejak tanggal 14 Mei. Karena pernyataan DPR/MPR agar Soeharto mengundurkan diri memengaruhi nilai tukar rupiah yang merosot hingga 15.000 per dollar, maka tanggal 21 Mei 1998 Birokrasiadalah lamban, berbelit-belit, menghalangi kemajuan, cenderung memperhatikan prosedur dibandingkan substansi, dan tidak efisien. Bahkan pandangan para pengamat lebih jauh lagi tentang model birokrasi di Indonesia. Karl D Jackson menilai bahwa birokrasi di Indonesia adalah model bureaucratic polity di mana terjadi akumulasi kekuasaan padaterjadidi Indonesia dan ini telah memicu untuk dilakukannya reformasi-reformasi lain pada saat itu dalam rangka mewujudkan good governance di indonesia. Gerakan ini mulai menguat kembali di Indonesia setelah terjadinya peristiwa reformasi pada tahun 1998. Di mana krisis multidimensional yang terjadi setelah lengsernya kekuasaan orde baru